membuang kotoran ditempat-tempat yang mengakibatkan tercemarnya air sehingga tidak dapat dimanfaatkan kembali. “sesungguhnya Nabi melarang kencing di air yang tidak mengalir.” (HR. Muslim). Hadits-hadits ini menyatakan dengan jelas tentang pengelolaan air. Pertama, pasokan air tetap, dan kedua, tidak boleh disia-siakan. Pasokan air adalah tetap, Rosulullah Saw bersabda bahwa “membasuh, atau mandi dengan satu sha’ hingga lima mud, dan berwudlu dengan satu mud.” (HR. Bukhari). Satu mud setara dengan 2/3 liter dan satu sha adalah 4 Mud. Hadits ini menunjukkan pendekatan logis untuk penggunaan air yang berkelanjutan di tandus Arab tempat Nabi tinggal. Air tidak boleh disia-siakan. Namun meskipun dalam keadaan air melimpahpun, Nabi juga melarang pemborosan air. Nabi Saw melihat Sa’ad yang sedang berwudhu, lalu beliau berkata, “Pemborosan apa itu, hai Sa’ad?” Sa’ad bertanya, “Apakah dalam wudhu ada pemborosan?” Nabi menjawab, “Ya, meskipun kamu (berwudhu) di sungai yang mengalir.” (HR. Ahmad) Undang-Undang Dasar RI 1945, pasal 33 ayat 3 bahwa “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. UUD ini semakin memperkuat lagi kedudukan dan kepentingan air bagi semua jenis kehidupan. Sehingga bagi umat muslim Indonesia, kewajiban menjaga air dituntut dari sisi agama dan negara. Kontribusi Majelis Ulama Indonesia dalam Konservasi Air Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai wadah musyawarah para ulama, zu’ama dan cendikiawan muslim bertujuan mengamalkan ajaran Islam untuk ikut serta mewujudkan masyarakat yang aman, damai, adil, dan makmur rohaniah dan jasmaniah yang diridhoi Allah SWT dalam negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Untuk mencapai tujuannya, usaha MUI, antara lain, adalah memberikan tuntunan dan bimbingan kepada umat Islam dalam mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat, serta memberikan nasihat dan fatwa mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan kepada pemerintah dan masyarakat. Kepengurusan MUI meliputi perwakilan dari seluruh ormas Islam yang mencakup dari tingkat pusat, provinsi hingga kabupaten. Beberapa hal yang telah dilakukan MUI atas kepedulian konservasi air diantaranya adalah: Melakukan kajian bersama UNICEF, Kementrian Kesehatan dan Kementrian Agama mengenai Air, Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan pada tahun 1992. Melakukan kajian fikih dan teknis dan menetapkan fatwa MUI Nomor: 02 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan Air Daur Ulang, dimana air daur ulang adalah suci mensucikan, sepanjang diproses sesuai dengan ketentuan fikih. Fatwa ini ditetapkan mengingat penggunaan air daur ulang dalam masyarakat meningkat seiring dengan peningkatan pesat kebutuhan air dan penurunan kualitas sumber air akibat dari peningkatan jumlah penduduk, laju urbanisasi dan perkembangan industri. Membentuk Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam pada tahun 2010 sebagai manifestasi Islam yang rahmatan lil ‘alamin, sebagai agama yang tumbuh ditengah kehidupan masyarakat yang dapat memberikan rahmat di dunia maupun di akhirat melalui kedamaian dan kasih sayang bagi bumi beserta seluruh makhluk hidupnya. Program EcoMasjid dan EcoPesantren. Dengan tujuan agar keberadaan masjid dan pesantren yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia menjadi sarana strategis untuk pendidikan, sosialisasi serta memberikan contoh yang baik dalam hal konservasi air. Dalam hubungan ini pengembangan dakwah dilakukan secara lisan (bil lisan) dan perbuatan nyata (bil hal). Pilot project di Pesantren dan Masjid Al-Amanah Sempon-Wonogiri serta Masjid Azzikra Sentul-Bogor telah dilakukan dengan program sebagai berikut: Sistem Tadah Air Hujan (Rain Water Harvesting System) dan Sumur Resapan. Sistem Tadah Air Hujan merupakan adalah sistem tertutup penampungan dan pemanfaatan air hujan guna memenuhi kebutuhan air untuk bersuci dan sanitasi. Sistem ini dibuat terintegrasi dengan mengalirkan air hujan dari talang atap bangunan ke tangki penampung sedimikan rupa sehingga kotoran bisa terbuang luberan air nya dimasukan ke akuifer sumber air tanah melalui sumur resapan. Penerapannya memberikan keuntungan ekonomi dan proses nya memberikan dampak positif pada lingkungan hidup sebagai berikut: Menyediakan swasembada pasokan air yang berkualitas tinggi, lembut dan rendah mineral Mengurangi biaya dan energi untuk memompa air tanah maupun pompa distribusi. Hal ini dilakukan dengan menempatkan tangki air lebih tinggi dari keran pemakaian. Mengurangi dampak perubahan iklim dan pemanasan global. Meningkatkan kualitas air tanah melalui saat diisi ulang kembali kedalam akuifer sumber air tanah. Sehingga air tanah dapat tersedia untuk penduduk sekitar. Mengurangi erosi tanah & banjir di daerah perkotaan. Menangkap intrusi air laut di wilayah pesisir. Daur ulang air wudhu melalui proses Reverse Osmosis, yaitu proses yang menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan sehingga najis dapat dipisahkan dan air kembali menjadi suci (fatwa MUI Nomor: 02 Tahun 2010). Penghijauan dan tanaman-tanaman yang disebut dalam Al-qur’an. Pendidikan mengenai pentingnya lingkungan hidup. Khutbah dan ceramah mengenai hablum minal alam, yaitu bagaimana manusia berhubungan, mengelola dan memanfaatkan ‘alam. Peningkatan Peran Tokoh Agama Dalam Perilaku Konservasi Air Meskipun sudah jelasnya petunjuk agama mengenai konservasi air namun hal ini belum secara luas untuk mempromosikan konservasi air di negara-negara mayoritas muslim. Masalah air adalah masalah dunia dan kehidupan perlu menjadi perhatian semua pihak, termasuk para agamawan. Umat Muslim akan mendengar, mendukung dan mencontoh suatu bentuk kebaikan bila disampaikan oleh para pemuka agama mereka. Sebuah survei memperlihatkan bahwa 64 persen dari responden percaya bahwa imam harus memainkan peran penting dalam pendidikan lingkungan dan kesadaran masyarakat, tetapi hanya 34 persen merasa bahwa imam juga harus sudah melakukannya. Perubahan perilaku kita masing-masing terhadap konservasi air merupakan hal yang paling efektif dalam mengatasi masalah ini. Tiap individu harus menjadi teladan dalam konservasi air yang dimulai dari diri sendiri, rumah tangga, lingkungan kita sendiri – Umar bin Khattab mengatakan “Mulailah dari dirimu sendiri”. Oleh karenanya praktek konservasi air merupakan tanggung jawab tiap individu yang ingin menghemat air dengan menggunakannya lebih bijaksana. Muslim bertanggung jawab memastikan bahwa saudara-saudara kita memiliki akses mudah untuk air bersih. Rasulullah Saw bersabda: “Kamu akan melihat orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari). Menyadari hal ini, banyak pakar lingkungan berpendapat bahwa tindakan praktis dan teknis perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya air dengan bantuan sains dan teknologi ternyata bukan solusi yang tepat. Yang dibutuhkan adalah perubahan perilaku dan gaya hidup yang beretika. Menyadari hal ini pembuat kebijakan mulai menyadari pentingnya nilai-nilai agama dan budaya dalam strategi kesadaran publik dan pendidikan karena spiritualitas dan etika sangat penting untuk mempengaruhi perilaku. Ajaran Islam tentang konservasi air mulai dimasukkan dalam strategi konservasi air di negara-negara mayoritas Muslim. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meluncurkan program pendidikan kesehatan melalui masjid. Program ini mencakup pelatihan imam tentang praktek kesehatan yang layak, konservasi air dan pentingnya air bersih, sanitasi yang layak, dan kebersihan dalam pencegahan penyakit. Para imam kemudian menyiapkan dan memberikan ceramah dan khutbah Jum’at terkait konservasi air. Prinsip Islam Tentang Lingkungan Sebagai muslim kita seharusnya memahami landasan-landasan dari pelestarian lingkungan hidup. Karena pelestarian lingkungan hidup tak terlepas dari manusia sebagai khalifah di bumi ini. Manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi ini untuk mengatur kehidupan lingkungan hidup yang baik dan tertata. Namun sebaliknya saat ini manusia telah membuat kerusakan di muka bumi. lingkungan hidup yang seharusnya membawa keberkahan bagi manusia, kini malas menjadi bencana bagi manusia itu sendiri. Oleh karena itu ,sebagai Muslim Kita seharusnya memahami landasan-landasan dari pelestarian lingkungan hidup. Pelestarian lingkungan hidup tak terlepas dari manusia sebagai khalifah di bumi. landasan itu menurut Alquran dan hadis antara lain: Allah Pencipta langit dan bumi ( alam semesta ) Allah menciptakan alam semesta ini dan hanya dialah sumber pengetahuannya. Islam adalah diin yang syaamil (integral),kaamil (sempurna) dan mutakaamil ( menyempurnakan Semua sistem yang lain), karena alam semesta ini adalah sistem hidup yang diturunkan oleh Allah Yang Maha Kuasa,maha mengetahui,dan maha bijaksana. Alam semesta ini telah diciptakan Tuhan secara sempurna yang bersamaan dengan telah disempurnakannya agama Islam sebagai yang diridhoi allah untuk ajaran bagi manusia dalam memperlakukan alam ini sesuai perintah dan larangan agama. Dan demikian sempurnanya Allah mengatur sehingga Aturan itu juga mencakup hubungan manusia sebagai khalifah dengan alam dan lingkungan hidupnya. Manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Pelestarian alam dan lingkungan hidup tak terlepas dari peran manusia sebagai khalifah di muka bumi. Manusia diciptakan Tuhan sebagai khalifah dengan pengetahuan yang diletakkan untuk mengurus alam ini dalam surat al-baqarah ayat 30. Arti khalifah disini adalah manusia diberi kedudukan oleh Allah untuk mengelola suatu wilayah. Manusia berkewajiban untuk menciptakan suatu masyarakat yang memiliki hubungan dengan Allah dengan baik, sehingga tercipta kehidupan masyarakat yang harmonis, agama, akal dan budayanya terpelihara. Selain itu, manusia bertugas memelihara, menjaga pelestarian alam dan lingkungan hidup untuk kepentingannya kini dan generasi mendatangnya. Pengakuan akan keesaan Allah Manusia mengakui keesaan Allah dalam menciptakan alam semesta ini. Pengakuan inilah yang merupakan kunci memahami masalah lingkungan hidup. Sebagaimana dijelaskan dalam alquran bahwa: Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan dijelaskan dalam Quran Surat Al An’am ayat 79. Memahami Allah subhanahu wa ta’ala yang maha mengatur kehidupan alam semesta. Keteraturan hidup dan kehidupan manusia dan makhluk lainnya yang ditata dengan baik dan sempurna adalah karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Telah mengatur kehidupan dan segala di alam semesta ini. Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah menciptakan langit dan bumi ini, dan menciptakan segalanya berpasang-pasangan, ada siang ada malam ada gelap ada terang, ada hujan ada kemarau, dan sejenisnya. Sehingga alam ini menjadi Harmoni untuk dinikmati oleh seluruh makhluk hidup di seluruh muka bumi ini. Semuanya berjalan sesuai hukum hukum alam atas sunatullah. Memahami maksud dan tujuan pencipta alam semesta Semesta ini diciptakan agar manusia dapat berusaha dan beramal sehingga tampak di antara mereka Siapa yang taat dan patuh kepada Allah. Pengetahuan dan kualitas iman yang dimiliki manusia akan mengantarkan manusia itu lebih banyak berusaha dan beramal baik ataupun sebaliknya. Sehingga dari situlah akan nampak sesungguhnya kualitas diri manusia di hadapan Tuhan yang dijelaskan dalam surat hud ayat 7. Kewajiban manusia untuk tunduk kepada Allah Diwajibkan kepada manusia untuk tunduk kepada Allah yang Maha memelihara alam semesta ini. dengan mengikuti petunjuk petunjuk yang telah Allah Subhanahu Wa Ta’ala ciptakan di dalam kitab suci Alquran Bagaimana seharusnya manusia memelihara alam semesta ini. ” dialah Allah tidak ada Tuhan selain dia, Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah dia, dan dia adalah pemelihara segala sesuatu.” Kewajiban manusia untuk melestarikan alam semesta Manusia sebagai khalifah di muka bumi, memiliki kewajiban melestarikan alam semesta dan lingkungan hidup dengan sebaik-baiknya. Agar hidup di dunia menjadi Makmur Sejahtera penuh keberkahan dan menjadi bekal di hari akhirat kelak. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi. Sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepadanya dalam surat al-a’raf ayat 56. Memahami tugas menjaga keseimbangan lingkungan hidup Menjadi tugas bagi manusia sebagai khalifah di bumi ini untuk menjaga keseimbangan lingkungan hidup untuk kesejahteraan hidup manusia di bumi ini: dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran dalam surat Al Hijr ayat 19. Pemahaman mengenai siklus hidrologi Proses perubahan diciptakan untuk memelihara keberlanjutan bumi. Proses ini dikenal sebagai siklus hidrologi, mencakup proses evaporasi, kondensasi, hujan dan aliran air ke sungai atau danau atau laut. Dari proses itulah Tuhan lah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan membentangkannya dilangit menurut yang kehendaknya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celah nya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambanya yang dikehendakinya, tiba-tiba mereka menjadi gembira dalam surat ar-rum ayat 48. Dan dari proses alam itu, kemudian manusia dapat memanfaatkannya untuk kepentingan kehidupannya. Kebersihan rohani dan jasmani Manusia sebagai khalifah sudah tentu harus bersih rohani dan jasmani nya. Kebersihan jasmani adalah bagian integral dari kebersihan rohani, yang dalam keterangan hadits bahwa kebersihan adalah bagian dari dimilikinya iman dan qalbu seseorang. Untuk itu pula Allah Subhanahu Wa Ta’ala sangat menyukai kepada orang yang membersihkan diri Quran surat al-baqarah ayat 222, dan kepada orang-orang yang secara khusus Setelah membersihkan pakaiannya dan mampu meninggalkan segala perbuatan dosa Quran surat Al Mudatsir ayat 4 sampai 5 karena hanya orang-orang yang bersih secara rohani dan jasmani yang mampu memelihara semesta alam sebagai khalifah di bumi ini. Sementara orang-orang yang penuh dengan dosa dan pikiran, dan kotor yang hidupnya hanya merusak dan mengotori lingkungan hidup ini, maka mengakibatkan kerusakan di bumi. Orang-orang seperti inilah yang tidak memahami landasan-landasan penciptaan langit dan bumi alam semesta ini. Namun, bagi kaum muslimin yang selalu berpegang pada Alquran dan hadis rasulullah dan terus membaca, belajar, dan mengerti isi perintah-perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ini akan memahami dan memenuhi perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Yang menciptakan manusia ini sebagai khalifah dimuka bumi untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Sumber: https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/artikel/konservasi-air-dalam-perspektif-islam/